Select Menu

ads2

Slider

Featured Post (Slider)

Rumah - Interior

Recent Comments

Kesehatan

Social Icons

google plus facebook linkedin

Artikel Popular

Portfolio

Motivasi Kerja

Travel

Performance

Cute

My Place

Motivasi Kerja

Racing

Videos

» » Jangan Mau diperbudak Pekerjaan!
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama



KEBOSANAN yang melanda sebagian karyawan atau pekerja tampaknya makin menggejala, hingga sebuah komunitas "pembenci senin" atau dalam bahasa kerennya "I Hate Monday" pun muncul. Komunitas ini menggangap hari senin sebagai hari menakutkan yang sarat tugas dan pekerjaan.

Sindrom ini makin mewabah dengan banyaknya pekerja yang terpaksa harus bekerja di hari libur tanpa dibayar. Untuk mengatasinya, para pekerja ini mengandalkan kemajuan dan kecepatan teknologi. Ponsel pintar dan Netbook canggih dianggap sebagai "dewa penolong" yang membantu memudahkan pekerja bekerja menyelesaikan tugas, meski di akhir pekan.

Menariknya, sebuah sumber yang dilansir situs Expedia.com, menyebutkan para pekerja justru merasa bersalah mengambil hak cuti tahunannya. Bisa disimpulkan, keadaan yang terus menerus ini sebagai tanda awal kita sudah diperbudak oleh pekerjaan.

Situasi yang berlarut-larut tersebut dikhawatirkan akan berdampak besar bagi kesehatan, hubungan keluarga dan kehidupan sosial. Bahkan di beberapa kasus yang berkembang, hal ini juga tidak baik bagi perkembangan perusahaan itu sendiri.

Sindrom ini sangat dipengaruhi oleh situasi ekonomi yang menurun, seperti diungkap Nick Deligiannis, kepala perusahaan perekrutan Karyawan, Hays.

"Menurunnya kondisi ekonomi sangat berimbas pada seleksi karyawan yang berjalan ketat. Karyawan dituntut harus memenuhi kualifikasi bisa bekerja di bawah tekanan. Mereka juga harus siap dihadapkan pada beban pekerjaan menggunung, hingga harus pulang larut malam, bahkan harus bekerja di akhir pekan".

Tak hanya berlaku bagi pekerja pria, nampaknya sindrom ini menular juga pada pekerja wanita. Deligiannnis menjelaskan, mulai terlihatnya batas kabur antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, dan ini menuntut sebagian mereka untuk mengambil tanggung jawab lebih, dimana mereka dihadapkan pada konsekuensi, harus mengorbankan keluarga dan kehidupan pribadinya.

Persepsi ini mungkin saja bisa salah atau tidak akurat, karena faktanya hal ini harus juga ditilik dari peran atau deskripsi pekerjaan masing-masing pekerja. Parahnya, sindrom ini muncul  sebagai akibat kecenderungan atasan yang tidak percaya dengan kemampuan bawahannya dalam menyelesaikan pekerjaan.

Terpenting kiranya, jika Anda bisa melihat lebih dalam kepada diri sendiri, apa yang lebih penting dalam hidup ini. Dengan kata lain, harus adanya balance dan penempatan diri dimana Anda berada sekarang. Bekerja atau sedang bersama keluarga. Namun tetap didasari pada minat dan kecintaan yang tulus dalam bekerja.

Jadi, jangan pernah memberi kesempatan pekerjaan membebani kehidupan Anda. Ada waktu yang harus bisa diatur untuk berkontribusi pada pekerjaan dan sepenuhnya menjadi milik keluarga. Mendisiplinkan diri juga mutlak dilakukan agar Anda memiliki waktu santai (Me Time, Red)

"Ingat, seorang profesioanl adalah orang yang tidak pernah membiarkan dirinya larut dalam pekerjaan dan tidak lagi memiliki waktu untuk kehidupan pribadinya," tegas Deligiannis. (maya/vn/CN19)

About Unknown

Beritabuzz.blogspot.com merupakan salah satu divisi pengembangan Portal Online Pengetahuan Umum dari Kios Buku Gema (Gemar Membaca)™.
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar

Leave a Reply