Scott Olson/Getty Images/AFP
Tanaman terlihat kering akibat kekeringan yang melanda wilayah Indiana, Amerika Serikat, Rabu (18/7/2012).
WASHINGTON DC, KOMPAS.com — Panas terik kembali menyelimuti sebagian besar kawasan Midwest di Amerika Serikat, Selasa (17/7/2012). Para ahli meteorologi mengatakan, mereka tak melihat kemungkinan gelombang panas yang memengaruhi daerah lumbung pangan AS itu akan segera berakhir.
Setidaknya 12 negara bagian di kawasan Midwest, sumber terbesar kedelai dan jagung dunia, akan tetap menghadapi panas menyengat selama satu bulan ke depan tanpa hujan. Kondisi itu memperburuk kekeringan terparah yang dialami AS lebih dari 50 tahun terakhir.
Produksi jagung, kedelai, dan tanaman pangan lain diprediksi merosot tajam akibat situasi ini. Petani mengurangi jumlah ternak mereka untuk mengurangi kerugian.
Presiden Barack Obama dijadwalkan bertemu Menteri Pertanian Tom Vilsack, Rabu, untuk mengkaji ulang opsi-opsi menghadapi kekeringan itu. Kekeringan itu juga membuat Bank Dunia mengamati bagaimana hal itu akan memengaruhi pasokan pangan global.
Di pusat pertanian AS itu, pejabat pemerintah turun ke lapangan bertemu dengan petani dan peternak sambil menjanjikan bantuan.
Di Missouri, Gubernur Missouri Jay Nixon mengumumkan bahwa 114 county—setara dengan kabupaten—di negara bagian itu telah ditetapkan sebagai daerah bencana alam kekeringan. Dengan demikian, para petani bisa mendapatkan pinjaman dan bantuan lain dari pemerintah. Sebelumnya, baru 17 county di Missouri itu menerima status bencana.
Di Iowa, Gubernur Terry Branstad mengadakan dengar pendapat untuk membicarakan kekeringan itu dan efeknya pada industri peternakan babi di Iowa, yang sangat bergantung pada pakan jagung.
”Penting bagi kita melakukan semua yang bisa dilakukan untuk membantu rakyat melalui masa sulit ini,” kata Branstad kepada stasiun radio lokal, KILJ.
Ahli meteorologi mengatakan, beberapa bagian kawasan Midwest mungkin mendapatkan hujan pekan depan. Hal ini bisa membantu menurunkan harga jagung yang nyaris mencapai rekor tertinggi. Namun, analis ekonomi pertanian tetap kembali menurunkan perkiraan produksi jagung sebesar 7 persen.
Panas ekstrem
Mark Svoboda dari Pusat Mitigasi Kekeringan Nasional AS di Lincoln, Nebraska, mengatakan, lebih dari 60 persen wilayah daratan AS dilanda kekeringan dan kondisi panas ekstrem sejak Juni.
Suhu udara melampaui 38 derajat celsius terjadi selama berhari-hari di beberapa tempat. Wilayah Midwest menjadi yang terparah dengan mengalami suhu beberapa derajat di atas normal pada bulan ini.
Svoboda mengatakan, ketiadaan hujan dan adanya gelombang panas ini sangat merusak. Situasi ini terjadi pada puncak musim tanam di lumbung pertanian AS, mulai dari sebelah timur pegunungan Rocky Mountains sampai pesisir Atlantik.
Untuk mengurangi kerugian, petani mempertimbangkan untuk menebas ladang tanaman jagung yang belum berbulir untuk dijadikan makanan ternak.
”Kami dalam proses mempertimbangkannya,” kata Steve Foglesong, peternak yang juga bertanam jagung di Astoria, Illinois. ”Dari jalan, tanaman jagungnya terlihat hijau, tetapi tidak ada bulirnya.”
Menurut dia, dua pekan mendatang akan krusial walau prakiraan cuaca tidak memberi banyak harapan. (Reuters/AFP/DI)
Sumber
Tidak ada komentar