Ilustrasi arkeolog [google]
[JAYAPURA] Peneliti asing yang masuk dan melakukan aktivitas arkeologi di Papua, sering berlaku curang dan tak selalu mempublikasikan hasil penelitian mereka. Ini dikatakan Peneliti Balai Arkeologi Jayapura, Hari Suroto kepada SP, Jumat (3/8) siang.
Dikatakan, para peneliti asing tersebut mendapat surat ijin dari Kementerian riset dan Teknologi serta Pusat Penelitian arkeologi Jakarta.
Kata dia, mereka juga jarang melapor dan berkordinasi dengan instansi atau lembaga terkait di Papua.
"Para peneliti asing itu, kadang membohongi masyarakat dengan mengaku kalau mereka tidak menemukan apa-apa, padahal bendanya sudah dikirim ke luar negeri,"ujarnya.
Dia mencontohkan, ada peneliti Jepang yang membawa temuan benda prasejarah ke negaranya secara diam-diam.
Lalu Tahun 2006 ada peneliti Belanda yang menggali gua di Ayamaru, Sorong, pada malam hari agar orang kampung tak tahu apa yg didapat.
Tak hanya itu, di Kaimana pada tahun 2010 lalu ditemukan beberapa spesies ikan langka, dan spesimen ikan itu justru dibawa ke Perancis.
"Bahkan masyarakat teluk Arguni Kaimana sendiri tak tahu akan adanya temuan spesimen baru itu," kata Hari .
Kata dia, pemerintah dan aparat terkait agar lebih serius menanggapi hal-hal seperti ini, karena merupakan kekayaan negara yang tak boleh diambil sembarangan.[154]
Dikatakan, para peneliti asing tersebut mendapat surat ijin dari Kementerian riset dan Teknologi serta Pusat Penelitian arkeologi Jakarta.
Kata dia, mereka juga jarang melapor dan berkordinasi dengan instansi atau lembaga terkait di Papua.
"Para peneliti asing itu, kadang membohongi masyarakat dengan mengaku kalau mereka tidak menemukan apa-apa, padahal bendanya sudah dikirim ke luar negeri,"ujarnya.
Dia mencontohkan, ada peneliti Jepang yang membawa temuan benda prasejarah ke negaranya secara diam-diam.
Lalu Tahun 2006 ada peneliti Belanda yang menggali gua di Ayamaru, Sorong, pada malam hari agar orang kampung tak tahu apa yg didapat.
Tak hanya itu, di Kaimana pada tahun 2010 lalu ditemukan beberapa spesies ikan langka, dan spesimen ikan itu justru dibawa ke Perancis.
"Bahkan masyarakat teluk Arguni Kaimana sendiri tak tahu akan adanya temuan spesimen baru itu," kata Hari .
Kata dia, pemerintah dan aparat terkait agar lebih serius menanggapi hal-hal seperti ini, karena merupakan kekayaan negara yang tak boleh diambil sembarangan.[154]
Tidak ada komentar