Setahun Erupsi Merapi 26 Oktober 2011
(VIVAnews/Erick Tanjung)
VIVAnews - Indonesia merupakan laboratorium gunung api dengan jumlah gunung api aktif terbanyak di dunia. Sejumlah 127 gunung api aktif mengancam 5 juta orang yang tinggal di kawasan sekitarnya.
Dari jumlah tersebut, hanya 69 gunung api aktif yang dipantau oleh Pusat Vulaknologi dan Mitigasi Bencana (PVMB).
"Itu dari gunung api di Sumatera, Jawa, dan Sulawesi Utara," tambahnya.
"Di Jepang satu gunung dipantau oleh 5 orang. Sedangkan di sini, satu orang memantau lima gunung," ujar Surono selaku Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMB) saat ditemui di kawasan Cikini, Jakarta, Selasa 1 Mei 2012.
Selain pemantauan yang tidak merata, Surono mengakui bahwa alat untuk memantau gunung api juga kurang lengkap.
"Paling tidak, harus ada seismik, GPS, filtmeter (alat ukur kemiringan). Nah, paling kebanyakan hanya ada satu saja. Itu pun alatnya sudah tua, tahun 1982," jelasnya.
Surono menyadari memang porsi untuk pemantauan gunung api masih kecil. Lembaganya menerima sebesar Rp100 milyar. Anggaran ini digunakan untuk menggaji 500 karyawan dan juga termasuk untuk mengawasi semua gunung api yang ada di Indonesia.
5 Juta Orang
PVMB memprioritaskan gunung berapi kategori City Volcano untuk dipantau. Gunung api jenis ini berada di lokasi yang sekitarnya banyak penduduk.
Surono memperkirakan orang yang beraktivitas di wilayah gunung api tersebut sekitar 5 juta jiwa.
"Itu termasuk para penambang, wisatawan, petani, serta penduduk yang bermukim," katanya.
Beberapa gunung berapi aktif yang masuk kategori gunung api kota diantaranya Gunung Tangkuban Perahu, Gunung Guntur, Gunung Merapi, dan Gunung Kelud. (sj)
Tidak ada komentar