(ANTARA/Puspa Perwitasari)
Jakarta (ANTARA News) - PT Pertamina Persero melalui Pertamina Geothermal Energy (PGE) berencana memasarkan listrik dengan memanfaatkan panas bumi sejalan perubahan AD/ART perusahaan minyak dan gas itu menjadi perusahaan energi pada 19 Juli lalu.
"Pertamina bukan hanya fokus dalam migas lagi, namun memungkinkan pengembangan energi terbarukan, salah satunya geotermal. Akan menjual listrik," kata Wakil Presiden Komunikasi Korporat Pertamina Ali Mundakir di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis.
Menurut Ali, setelah AD/ART diubah, dalam jangka panjang Pertamina berencana mengembangkan energi baru terbarukan. Salah satunya, pengembangan panas bumi menjadi listrik yang paling memungkinkan dalam waktu dekat ini.
Pertamina juga akan memanfaatkan excess power di setiap kilang Pertamina yang kelebihan kapasitas untuk diubah menjadi listrik. Contohnya, bila Pertamina kelebihan gas maka Pertamina dapat membangun pembangkit di lokasi itu dan kemudian listriknya dijual.
"Intinya, listriknya bisa dijual bagi siapa saja yang membutuhkan," tambahnya.
Untuk merealisasikan bisnis listrik itu, Pertamina berencana membentuk divisi gas dan power yang dipimpin seorang senior vice president.
Selain panas bumi, sambungnya, Pertamina akan mengembangan tenaga matahari yang ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman dengan PT LEN Persero.
Kerjasama ini guna merealisasikan industri solar photovoltaic (PV) terintegrasi sebagai wujud komitmen perusahaan dalam meningkatkan kontribusi energi terbarukan.
Rapat Umum Pemegang Saham tahunan 19 Juli lalu telah menyetujui perubahan AD/ART Pertamina dari perusahaan migas menjadi perusahaan energi.
Direktur Pengembangan Investasi dan Manajemen Resiko Pertamina M. Afdal Bahaudin berharap perubahan AD`ART ini akan memudahkan Pertamina dalam ekspansi, baik pada bisnis panas bumi maupun "coal bed methane" (CBM).
Tidak ada komentar