AFPPara pekerja di PLTN Fukushima, Jepang, Rabu (23/3/2011), berupaya untuk mendinginkan PLTN itu. Sistem pendingin reaktor PLTN itu rusak akibat gempa dan tsunami pada 11 Maret 2011.
BERLIN, KOMPAS.com — Penghapusan energi nuklir di Uni Eropa bagaikan sebuah mimpi panjang. Sesuai Energy Road Map 2050, mayoritas negara telah mempertimbangkan kemungkinan menekan pemanfaatan nuklir demi alasan keselamatan. Nyatanya, pemanfaatan nuklir diperkirakan hanya akan berkurang sekitar 30 persen hingga 40 tahun ke depan.
Juru Bicara Forum Atom Jerman (DatF) Nicolas Wendler mengatakan, sejak Juni 2011, Uni Eropa telah memutuskan mengevaluasi 143 jaringan pembangkit bertenaga nuklir, dengan mempertimbangkan standar keselamatan nasional. Hal ini dilakukan setelah menyaksikan dahsyatnya bencana Fukushima, Jepang, pada 2011. "Uni Eropa tak menginginkan bencana serupa terjadi kembali," ujar Wendler, Rabu (8/8/2012) di Berlin, Jerman.
Ia mengemukakan, negara-negara tersebut ingin mewujudkan pemanfaatan energi yang lebih aman dan rendah karbon sepenuhnya pada 2050. Akan tetapi, sebagian negara belum mampu berpaling dari nuklir, antara lain, disebabkan keinginan untuk memenuhi kebutuhan akan listrik sebesar-besarnya serta mempertimbangkan besarnya permintaan pasokan listrik dari negara lain. Ini dilakoni Perancis, sebagai pengekspor listrik menggunakan energi nuklir.
"Sepertinya sangat sulit bagi mereka untuk sepenuhnya meninggalkan energi nuklir. Pada akhir 2050, hanya sekitar 30 persen penurunan pemanfaatan nuklir," kata Wendler.
Tidak ada komentar