IDHAM/FAJAR
Nanang Qosim Yusuf
BANYAK training untuk mengubah diri menjadi lebih baik. Salah satu yang populer adalah The 7 Awareness (Tujuh Kesadaran yang Mencerahkan). Benarkan training singkat seperti itu mampu mengubah seseorang menjadi manusia yang lebih baik. Berikut petikan wawancara wartawan Harian FAJAR Akbar Hamdan dengan trainer The 7 Awareness, Nanang Qosim Yusuf di Redaksi Harian FAJAR, Selasa 7 Agustus 2012.
Bisa Anda jelaskan tentang The 7 Awareness?
The 7 Awareness adalah tujuh cara efektif untuk menjadi manusia di atas
rata-rata. Yang pertama adalah Awareness of Thinking. Orang itu harus
berpikir positif. Dalam bahasa saya, di mana pikiran tertuju, di situ
energi mengalir. Jadi kalau kita berpikir negatif, energi negatif
mengalir kepada kita. Kita berpikir positif, energi postif mengalir
kepada kita.
Persoalannya, Allah memberikan kekuatan untuk memilih. Mau pilih positif
silakan, mau pilih negatif juga silakan. Yang jelas setiap pilihan
memiliki dampak. Jadi kekuatan memilih ini harus positif. Bahkan saya
mengatakan, kita bisa berpikir negatif dengan mengatakan mawar itu ada
durinya. Atau kita bisa berpikir positif, bahwa duri itu ada mawarnya.
Sama-sama mawar kan.
Kedua, Awareness of Silent. Manusia di atas rata-rata itu punya
ketenangan hati. Tidak mudah terprovokasi. Dalam teori psikologi itu,
ada stimulus ada respons. Setiap aksi melahirkan reaksi. Orang-orang kan
cenderung reaktif. Tapi bagi orang di atas rata-rata, ada ruang antara
aksi dan reaksi. Di situlah yang disebut ruang ketenangan.
Ketiga, Awareness of Success. Sukses yang baik itu yang dibangun karena
cinta. Bukan karena takut dan dendam. Bekerja dengan cinta itu akan
lebih nyaman. Keempat, Awareness of Soul. Manusia di atas rata-rata itu
jiwanya harus kuat. Umur membuat tubuh keriput, tapi gampang menyerah
membuat jiwa keriput.
Kelima, Awareness of Wisdom. Orang di atas rata-rata itu harus
bijaksana. Mereka itu adalah orang-orang yang mampu menyampaikan
kebenaran tanpa membuat siapa pun tersinggung. Itu namanya bijaksana.
Ada kan orang yang ngomongnya benar, tapi sakit yang dengar. Itu bukan
komunikasi cara Nabi. Nabi komunikasinya nyaman sehingga bisa membuat
orang berubah.
Keenam, Awareness of Vision. Manusia di atas rata-rata itu memiliki
pandangan masa depan. Kalau istilah kami itu, 50 persen dia sisakan
hidupnya di sini, 50 persen dia sudah punya bayangan akan menjadi apa
dan bagaimana di masa akan datang.
Ketujuh adalah Awareness of Surrender. Manusia di atas rata-rata adalah
mereka yang memiliki kepasrahan, ikhlas. Dalam bahasa saya, if you can
not control, surrender to Allah. Ada banyak dalam hidup ini yang tidak
bisa kontrol. Pasrahkan kepada Allah.
Apakah training motivasi singkat mampu membuat orang berubah dengan cepat?
Setiap orang untuk berubah tidak butuh waktu lama. Kadang satu menit
saja kalau diketuk hatinya oleh Allah swt. Kadang-kadang kita butuh itu
saja. Ramadan adalah momen itu. Di Ramadan ini kan kita sudah persiapan
dari hari pertama. Pasti ada momen di mana kita bisa berubah. Momen
mencerahkan itu saya sebut One Minute Awareness atau OMA, satu menit
yang mencerahkan.
Setiap orang yang bersungguh-sungguh, mau berubah, pasti akan diberikan
momen untuk berubah. Ada seorang bapak membawa anaknya yang demam ke RS
Pondok Indah. Saat masuk halaman parkir, sopir taksinya menyarankan
pindah ke Lebak Bulus. "Di sini pasti mahal," kata sopir. Maka dia
bawalah anaknya ke sana. Tapi baru masuk ke halaman parkir, anaknya
sudah meninggal di pangkuannya. Peristiwa meninggal anaknya ini menjadi
one minute awareness. Dia komitmen, Ya Allah, saya tidak ingin lagi
buang-buang waktu.
Saya tidak ingin malas-malasan. Saya tidak mau lagi anak-anak saya yang
lain mengalami hal yang sama. Sejak itulah, dia menjadi orang yang luar
biasa. Sekarang dia menjadi bos di Sony. 30 persen pendapatannya dia
sumbangkan untuk anak jalanan dan anak yatim.
Apakah setiap perubahan diri selalui melalui peristiwa besar?
Saya rasa tidak mesti. Tapi memang kadang di pikiran kita, yang paling
berbekas itu peristiwa yang ter. Terbaik, terburuk, terindah, tapi yang
biasa-biasa saja, lewat. Kuncinya sebenarnya bukan pada peristiwanya,
tapi di hatinya. Di dalam buku, saya tulis, siapa sih orang sukses itu.
Orang sukses itu, orang biasa yang hatinya luar biasa. Jadi bahasa
agama menyebutnya Qalbun Salim.
Pada saat Qalbun Salim, apa yang dialami oleh bos Sony itu, hatinya
masih sehat. Sehingga ketika mendapatkan OMA, dia langsung mau berubah
menjadi lebih baik. Tapi kalau Qalbun Maridh, hati yang sakit, peristiwa
itu cuma menyesal tapi tidak action gitu. Peristiwa itu tidak efek sama
dia.
Pada Ramadan ini, setiap orang bisa berubah. Bahkan dari hati yang
sakit, menjadi hati yang baik. Dari hati yang baik menjadi hati yang
luar biasa baik.
Ada yang mengkritik bahwa training itu sifatnya instan. Jadi hasilnya juga tidak akan bertahan lama. Bagaimana dengan itu?
Saya ada buku 21 untuk menjadi manusia di atas rata-rata. Buku itu
sebenarnya untuk menjawab pertanyaan klien, bahwa di training cuma bisa
bertahan tiga bulan, setelah itu kembali lagi (ke kebiasaan lama).
Karena itu dalam training kita, setelah training, kita pandu mereka
selama 21 hari. Itu menjadi nilai lebih dari training yang kita
tawarkan.
Jadi, metode 21 hari itu cara mempertahankan proses pengubahan diri?
21 hari itu melatih diri untuk istikamah. Di Ramadan ini, kalau ada
orang dari hari pertama dia sedekah, hari kedua sedekah, hari ketiga
sedekah, sampai hari ke-21 sedekah, dan kemudian besoknya dia tidak
sedekah, pasti ada yang kurang. Tapi kalau hari pertama sedekah, hari
kedua tidak, hari ketiga sedekah lagi, itu namanya bolong-bolong. Itu
bukan istikamah.
Efek dari Ramadan itu adalah mengerjakan kebiasaan-kebiasaan baik. Kalau
ada kemauan, Ramadan bisa berubah di sini. Yang penting konsisten 21
hari.
Saya juga punya alumni yang penghasilan perusahaannya sehari Rp1,4
miliar. Dia bilang waktu susah, dia semangat kerja. Tapi pas sudah
begini, sudah mulai kurang gairah. Bagaimana caranya supaya bersemangat
lagi? Saya sarankan agar dia bersedekah saja. Awalnya dia remehkan, kok
bisa sih sedekah membuat saya semangat.
Tapi setelah dia coba, ternyata benar. Di mana-mana masih banyak orang
susah. Ke mana pun dia pergi pasti akan temukan orang miskin. Motivasi
yang muncul bukan lagi untuk mengejar keuntungan pribadi, tetapi sisi
kemanusiaannya. Dulu dia buat perusahaan untuk pribadi, sekarang dia
bangun perusahaan untuk mempekerjakan orang-orang supaya tidak miskin.
Sekarang semangatnya lebih dahsyat lagi dibandingkan saat dia susah.
Sumber
Tidak ada komentar